sale.ssa135@gmail.com
BAB I
PENDAHULUAN
a)Latar Belakang
Nyamuk
adalah serangga tergolong dalam order Diptera; genera termasukAnopheles, Culex,
Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta, danHaemagoggus untuk
jumlah keseluruhan sekitar 35 genera yang merangkum 2700 spesies. Nyamuk
mempunyai dua sayap bersisik, tubuh yang langsing, dan enam kaki panjang;
antarspesies berbeda-beda tetapi jarang sekali melebihi 15 mm.Dalam bahasa
Inggris, nyamuk dikenal sebagai “Mosquito”, berasal dari sebuah kata dalam
bahasa Spanyol atau bahasa Portugis yang berarti lalat kecil. Penggunaan kata
Mosquito bermula sejak tahun 1583.
Kebiasaan
makan nyamuk cukup unik karena hanya nyamuk betina dewasa yang menusuk manusia
dan hewan lainnya. Sedangkan Nyamuk jantan hanya makan nektar tanaman..Beberapa
nyamuk betina memilih untuk makan hanya satu jenis binatang. Nyamuk betina
mengigit manusia, hewan peliharaan, seperti sapi, kuda, kambing, dan
sebagainya; semua jenis burung termasuk ayam; semua jenis binatang liar,
termasuk rusa, kelinci, dan mereka juga mengigit darah ular, kadal, katak, dll.
Kebanyakan nyamuk betina harus mendapatkan darah yang cukup untuk makan sebelum
ia dapat mengembangkan telur. Jika mereka tidak mendapatkan makanan darah ini,
maka mereka akan mati tanpa meletakkan telur.
Pada
nyamuk betina, bagian mulutnya membentuk probosis panjang untuk menembus kulit
mamalia (atau dalam sebagian kasus burung atau juga reptilia dan amfibi untuk
menghisap darah. Nyamuk betina memerlukan protein untuk pembentukan telur dan
oleh karena diet nyamuk terdiri dari madu dan jus buah, yang tidak mengandung
protein, kebanyakan nyamuk betina perlu menghisap darah untuk mendapatkan
protein yang diperlukan. Nyamuk jantan berbeda dengan nyamuk betina, dengan
bagian mulut yang tidak sesuai untuk menghisap darah. Agak rumit nyamuk betina
dari satu genus, Toxorhynchites, tidak pernah menghisap darah. Larva nyamuk
besar ini merupakan pemangsa jentik-jentik nyamuk yang lain.
Nyamuk
mengalami empat tahap dalam siklus hidup: telur, larva, pupa, dan dewasa. Tempo
tiga peringkat pertama bergantung kepada spesies – dan suhu. Hanya nyamuk
betina saja yang menyedot darah mangsanya. dan itu sama sekali tidak ada hubungannya
dengan makan. Sebab, pada kenyataanya, baik jantan maupun betina makan cairan
nektar bunga. sebab nyamuk betina memberi nutrisi pada telurnya.
telur-telur nyamuk membutuhkan protein yang terdapat dalam darah untuk
berkembang.
Fase
perkembangan nyamuk dari telur hingga menjadi nyamuk dewasa sangat menakjubkan.
Telur nyamuk biasanya diletakkan pada daun lembab atau kolam yang kering.
Pemilihan tempat ini dilakukan oleh induk nyamuk dengan menggunakan reseptor
yang ada di bawah perutnya. reseptor ini berfungsi sebagai sensor suhu dan
kelembaban. setelah tempat ditemukan, induk nyamuk mulai mengerami telurnya.
telur-telur itu panjangnya kurang dari 1 mm, disusun secara bergaris, baik
dalam kelompok maupun satu persatu. beberapa spesies nyamuk meletakkan
telur-telurnya saling menggabung membentuk suatu rakit yang bisa terdiri dari
300 telur. Selesai itu, telur berada pada masa periode inkubasi (pengeraman).
pada periode ini, inkubasi sempurna terjadi pada musim dingin. Selesai setelah
itu larva mulai keluar dari telurnya semua hampir dalam waktu yang sama. sampai
siklus pertumbuhan ini selesai secara keseluruhan, larva nyamuk akan berubah
kulitnya sebanyak 2 kali. Selesai berganti kulit, nyamuk berada pada fase
transisi. Fase ini dinamakan “fase pupa”.
Pada
fase ini, nyamuk sangat rentan terhadap kebocoran pupa. Agar tetap bertahan,
sebelum pupa siap untuk perubahan kulit yang terakhir kalinya, 2 pipa nyamuk
muncul ke atas air. pipa itu digunakan untuk alat pernafasan . Nyamuk dalam kepompong
pupa yang cukup dewasa dan siap terbang dengan semua organnya seperti antenaa,
belalai, kaki, dada, sayap, perut, dan mata besar yang menutupi sebagian besar
kepalanya. lalu kepompong pupa disobek di atas. Tingkat ketika nyamuk yang
telah lengkap muncul ini adalah tingkat yang paling membahayakan. Nyamuk harus
keluar dari air tanpa kontak langsung dengan air, sehingga hanya kakinyalah
menyentuh permukaan air. Kecepatan ini sangatlah penting, meskipun angin
tipispun dapat menyebabkan kematiannya. Akhirnya, nyamuk tinggal landas untuk
penerbangan perdananya setelah istirahatsekitar setengah jam.
Beragam
jenis nyamuk berfungsi sebagai vektor atau pembawa protozoa, virus, dan tidak
sedikit pula pembawa larva cacing yang dapat menimbulkan bermacam-macam
penyakit pada manusia. Cara hidup dan cara “menusuk”- nya pun berbeda-beda.
Beberapa genus nyamuk yang mungkin sudah tidak asing lagi ditelinga kita
adalah Anopheles, Aedes, Culex dan Masonia
b) Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, dalam penyusunan makalah ini penyusun merumuskan
permasalahan ke dalam beberapa point di bawah ini:
1. Bagaimana
morfologi nyamuk Aedes aegypti, Anopheles sp Culex
sp dan Masonia ?
2. Bagaimana
siklus hidup nyamuk ?
3. Bagaimana
perilaku nyamuk yang hidup di sekitar kita?
4. Gambar Morfologo Jentik dan nyamuk
c) Tujuan
pembuatan makalah
Berdasarkan
latar belakang dan rumusan permasalahan tersebut di atas, penulisan makalah ini
bertujuan untuk :
1. Mengetahui
morfologi nyamuk Aedes aegypti, Anopheles sp, Culex sp dan
Masonia
2. Mengetahui
siklus hidup nyamuk
3. Memahami
perilaku-perilaku nyamuk yang hidup di sekitar kita
BAB II
PEMBAHASAN
A. Nyamuk Anhopeles
sp
1. Taksonomi
Kingdom
: Animal
Phylum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Diphtera
Family
: Culicidae
Sub
Family : Anophelini
Genus
: Anopheles
Spesies
: Anopheles sp
2. Morfologi Nyamuk Anopheles
sp
A.
Panjang telur kurang-lebih 1mm dan memiliki
pelampung di kedua sisinya.
B.
Dalam keadaan diam (istirahat), jentik
nyamuk Anopheles sejajar dengan permukaan air dan ciri khasnya
yaitu spirakel pada bagian posterior abdomen, tergal plate pada bagian tengah
sebelah dorsal abdomen dan bulu palma pada bagian lateral abdomen.
C.
Larva beristirahat secara paralel dengan
permukaan air.
D.
Pupa, Mempunyai tabung pernapasan
(respiratory trumpet) yang berbentuk lebar dan pendek yang digunakan untuk
pengambilan oksigen dari udara.
E.
Dewasa, bercak pucat dan gelap pada sayapnya
dan beristirahat di kemiringan 45 derajat suatu permukaan.
F.
Warnanya bermacam-macam, ada yang hitam, ada
pula yang kakinya berbercak- bercak putih.
3. Siklus
Hidup Nyamuk Anopheles
Semua
serangga termasuk nyamuk, dalam siklus hidupnya mempunyai tingkatan-tingkatan
yang kadang-kadang antara tingkatan yang sama dengan tingkatan yang berikutnya
terlihat sangat berbeda. Berdasarkan tempat hidupnya dikenal dua tingkatan
kehidupan yaitu :
1. Tingkatan di dalam air.
2. Tingkatan di luar tempat
berair (darat/udara).
Untuk
kelangsungan kehidupan nyamuk diperlukan air, siklus hidup nyamuk akan
terputus. Tingkatan kehidupan yang berada di dalam air ialah: telur. jentik,
kepompong. Setelah satu atau dua hari telur berada didalam air, maka telur akan
menetas dan keluar jentik. Jentik yang baru keluar dari telur masih sangat
halus seperti jarum. Dalam pertumbuhannya jentik Anopheles mengalami
pelepasan kulit sebanyak empat kali.
Waktu
yang diperlukan untuk pertumbuhan jentik antara 8-10 hari tergantung pada suhu,
keadaan makanan serta species nyamuk. Dari jentik akan tumbuh menjadi kepompong
(pupa) yang merupakan tingkatan atau stadium istirahat dan tidak makan. Pada
tingkatan kepompong ini memakan waktu satu sampai dua hari. Setelah cukup
waktunya, dari kepompong akan keluar nyamuk dewasa yang telah dapat dibedakan
jenis kelaminnya. Setelah nyamuk bersentuhan dengan udara, tidak lama kemudian
nyamuk tersebut telah mampu terbang, yang berarti meninggalkan lingkungan
berair untuk meneruskan hidupnya didarat atau udara. Dalam meneruskan
keturunannya. Nyamuk betina kebanyakan hanya kawin satu kali selama hidupnya.
Biasanya perkawinan terjadi setelah 24 -48 jam dari saat keluarnya dari
kepompong.
4. Beberapa
Aspek Perilaku (Bionomik) Nyamuk
Bionomik
nyamuk mencakup pengertian tentang perilaku, perkembangbiakan, umur, populasi,
penyebaran, fluktuasi musiman, serta faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi
berupa lisan fisik (musim. kelembaban. angin. matahari, arus air). lingkungan
kimiawi (kadar gram, PH) dan lingkungan biologik seperti tumbuhan bakau,
gangang vegetasi disekitar tempat perindukan dan musim alami.
Sebelum
mempelajari aspek perilaku nyamuk atau makhluk hidup lainnya harus disadari
bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan biologik selalu ada variasinya.
Variasi tingkah laku akan terjadi didalam spesies tunggal baik didaerah yang
sama maupun berbeda. Perilaku binatang akan mengalami perubahan jika ada rangsangan
dari luar. Rangsangan dari luar misalnya perubahan cuaca atau perubahan
lingkungan baik yang alami manpun karena ulah manusia.
5. Perilaku
Mencari Darah.
Perilaku mencari darah
nyamuk dapat ditinjau dari beberapa segi yaitu:
a. Perilaku
mencari darah dikaitkan dengan waktu.
Nyamuk Anopheles pada
umumnya aktif mencari darah pada waktu malarn hari. apabila dipelajari dengan
teliti ternyata tiap spesies mempunyai sifat yang tertentu, ada
spesies yang aktif mulai senja hingga menjelang tengah malam dan sampai pagi
hari.
b. Perilaku
mencari darah dikaitkan dengan tempat.
Apabila
dengan metode yang sama kita adakan. Penangkapan nyarnuk didalam dan diluar
rumah maka dari hasil penangkapan tersebut dapat diketahui ada dua golongan
nyamuk, yaitu: eksofagik yang lebih senang mencari darah diluar rumah dan
endofagik yang lebih senang mencari darah didalam rumah.
c. Perilaku
mencari darah dikaitkan dengan sumber darah.
Berdasarkan
macam darah yang disenangi, kita dapat membedakan atas: antropofilik apabila
lebih senang darah manusia, dan zoofilik apabila nyamuk lebih senang menghisap
darah binatang dan golongan yang tidak mempunyai pilihan tertentu.
d. Frekuensi
menusuk
Telah
diketahui bahwa nyamuk betina biasanya hanya kawin satu kali selama hidupnya
Untuk mempertahankan dan memperbanyak keturunannya, nyamuk betina hanya
memerlukan darah untuk proses pertumbuhan telurnya. Tiap sekian hari sekali
nyamuk akan mencari darah. Interval tersebut tergantung pada species, dan
dipengaruhi oleh temperatur dan kelembaban, dan disebut siklus gonotrofik.
Untuk iklim Indonesia memerlukan waktu antara 48-96 jam.
6. Perilaku
Istirahat.
Istirahat
bagi nyamuk mempunyai 2 macam artinya: istirahat yang sebenarnya selama waktu
menunggu proses perkembangan telur dan istirahat sementara yaitu pada waktu
nyamuk sedang aktif mencari darah. Meskipun pada umumnya nyamuk memilih tempat
yang teduh, lembab dan aman untuk beristirahat tetapi apabila diteliti lebih
lanjut tiap species ternyata mempunyai perilaku yang berbeda-beda. Ada spesies
yang halnya hinggap tempat-tempat dekat dengan tanah (AnAconitus) tetapi
ada pula species yang hinggap di tempat-tempat yang cukup tinggi (An.Sundaicus).
Pada waktu malam ada nyamuk yang masuk kedalam rumah hanya untuk menghisap
darah orang dan kemudian langsung keluar. Ada pula yang baik sebelum maupun
sesudah menghisap darah orang akan hinggap pada dinding untuk beristirahat.
7. Perilaku
Berkembang Biak.
Nyamuk Anopheles betina
mempunyai kemampuan memilih tempat perindukan atau tempat untuk berkembang biak
yang sesuai dengan kesenangan dan kebutuhannya Ada species yang senang pada
tempat-tempat yang kena sinar matahari langsung (an. Sundaicus), ada
pula yang senang pada tempat-tempat teduh (An. Umrosus). Species
yang satu berkembang dengan baik di air payau (campuran tawar dan air laut)
misalnya (An. Aconitus) dan seterusnya Oleh karena perilaku
berkembang biak ini sangat bervariasi, maka diperlukan suatu survai yang
intensif untuk inventarisasi tempat perindukan, yang sangat diperlukan dalam
program pemberantasan.
8. Peranannya
dalam kesehatan
Nyamuk Anopheles bisa
menyebabkan penyakit malaria. Nyamuk ini suka menusuk dalam posisi menungging
alias posisi badan, mulut, dan jarum yang dibenamkan ke kulit manusia dalam
keadaan segaris. Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit
jenis plasmodium ditandai demam berkala, menggigil dan berkeringat. Penyakit
ini dapat mengakibatkan kematian bagi penderitanya. Pada saat ini nyamuk vektor
malaria di Indonesia yang ditemukan sebanyak20 spesies dari genus Anopheles.Empat
di antaranya adalah Anopheles Aconitus, Anopheles Sundaicus,
Anapheles Maculatus dan Anopheles Barbirostris.
Ada beberapa jenis vektor
malaria yang perlu diketahui diantaranya.
1. An. Aconitus.
2. An. Sundaicus.
3. An. Maculatus.
4. An. Barbirostris.
9. Epidemiologi
Untuk
menentukan apakah nyamuk anophelini yang hidup di alam bebas berfungsi sebagai
vektor malaria adalah dengan jalan menemukan stadium sporozoit dari plasmodium
di kelenjar liur nyamuk. Cara untuk menemukan sporozoit ini adalah dengan
membedah nyamuk betina.
Untuk menentukan vektor di
suatu daerah endemik malaria, perlu diketahui beberapa faktor, antara lain:
· Kebiasaan
nyamuk anophelini mengisap darah manusia.
· Umur
nyamuk betina yang lebih dari 10 hari.
· Kepadatan
nyamuk anophelini melebihi spesies lain.
· Hasil
percobaan di laboratorium menunjukkan kemampuan mengembangkan plasmodium
menjadi stadium sporozoit bila nyamuk betina diinfeksi.
10. Pengendalian
Vektor
Untuk pemberantasan malaria
ini dapat dilakukan berbagai cara, antara lain:
a.
Mengobati penderita sampai sembuh hingga tidak ada sumber penularan.
b.
Mengusahakan agar tidak terjadi kontak antara manusia dengan
nyamuk anophelini dengan cara:
o Memasang
kawat kasa di bagian-bagian rumah yang terbuka seperti jendela, pintu dan
ventilasi lainnya.
o Penggunaan
kelambu.
o Melindungi
dari gigitan nyamuk dengan repellent.
o Memberikan
penyuluhan tentang kesehatan lingkungan yang berkaitan dengan pemusnahan tempat
perindukan nyamuk.
B. Nyamuk Aedes
aegypti
1. Klasifikasi
ilmiah dari nyamuk Aedes aegypti
Kerajaan
: Animalia
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Diptera
Famili
: Culicidae
Genus
: Aedes
Upagenus
: Stegomyia
Spesies
:Aedes aegypti
2. Morfologi
nyamuk Aedes aegypti
1) Telur
Telur Aedes
aegypti berukuran 0,5 – 0,8 mm, berwarna hitam, bulat panjang dan
berbentuk oval. Di alam bebas, telur nyamuk terdapat pada air dan menempel pada
dinding wadah atau tempat perindukan nyamuk sejauh kurang lebih 2,5 cm. Setiap
kali bertelur nyamuk betina mengeluarkan telur sebanyak 100 butir perhari
apabila berada pada tempat yang kering (tanpa air).
2) Jentik
Nyamuk Aedes
aegypti tubuhnya memanjang tanpa kaki dengan bulu- bulu sederhana yang
tersusun bilateral simetris. Jentik ini dalam pertumbuhan dan perkembangannya
mengalami empat kali pergantian kulit (tingkatan) yang biasa disebut instar dan
terdiri dari instar I, II, III, IV. Jentik instar I, tubuhnya sangat kecil,
warna transparan, panjang 1 – 2 mm, duri- duri (spinae) pada dada (thorax)
belum begitu jelas, dan corong pernafasan (siphon) belum menghitam. Jentik
instar II bertambah besar, ukuraan 2,5 – 3,9 mm, duri dada belum jelas, dan
corong pernafasan sudah berwarna hitam. Jentik instar IV telah lengkap struktur
anatominya dan jelas tubuh dapat dibagi menjadi bagian kepala (chepal), dada
(thorax),dan perut (abdomen).
Pada
bagian kepala terdapat sepasang mata majemuk, sepasang antena tanpa duri- duri,
dan alat- alat mulut tipe pengunyah (chewing). Bagian dada tampak paling besar
dan terdapat bulu- bulu simetris. Perut tersusun atas delapan ruas. Pada ruas
perut kedelapan, ada alat untuk bernafas yang disebut corong. Corong pernafasan
tanpa duri- duri, berwarna hitam dan ada seberkas bulu- bulu (tuft). Ruas
kedelapan juga dilengkapi dengan seberkas bulu- bulu sikat (brush) dibagian
ventral dan gigi- gigi sisir (comb) yang berjumlah 15 – 19 gigi yang tersusun
dalam satu baris.
Gigi-
gigi sisir dengan lekukan yang jelas membentuk gerigi. Jentik ini tubuhnya
langsing dan bergerak sangat lincah, bersifat fototaksis negatif, waktu
istirahat membentuk sudut hampir tegak lurus dengan bidang permukaan air.
3) Kepompong
(Pupa) pernafasan.
Pupa
nyamuk Aedes aegypti bentuk tubuhnya bengkok, dengan bagian
kepala- dada (chepalothorax) lebih besar apabila dibandingkan dengan besar
perutnya, sehingga tampak seperti tanda baca “koma”. Pada bagian punggung
(dorsal) dada terdapat alat bernafas seperti terompet. Pada ruas perut
kedelapan terdapat sepasang alat pengayuh yang berguna untuk berenang. Alat
pengayuh tersebut berjumbai panjang dan bulu di nomor tujuh pada ruas kedelapan
tidak bercabang. Pupa adalah bentuk tidak makan, tampak gerakannya lebih lincah
bila dibandingkan dengan jentik. Waktu istirahat posisi pupa sejajar dengan
bidang permukaaan air.
4) Nyamuk
Dewasa
Nyamuk Aedes
aegypti tubuhnya tersusun dari tiga bagian yaitu kepala, dada dan
perut. Pada bagian kepala terdapat sepasang mata majemuk dan antena yang
berbulu. Alat mulut nyamuk betina tipe penusuk- pengisap (piercing- sucking)
dan termasuk lebih menyukai manusia (anthropophagus), sedangkan nyamuk hjantan
bagian mulut lebih lemah sehingga tidak mampu menembus kulit manusia, karena
itu tergolong lebih menyukai cairan tumbuhan (phytophagus). Nyamuk betina
mempunyai antena tipe pilose.
Dada
nyamuk ini tersusun dari tiga ruas porothorax, mesothorax dan metathorax.
Setiap ruas dada terdapat sepasang kaki yang terdiri dari femur (paha), tibia
(betis), dan tarsus (tampak). Pada ruas- ruas kaki terdapat gelang- gelang
putih, tetapi pada bagian tibia kaki belakang tidak ada gelang putih. Pada
bagian dada juga terdapat sepasang sayap tanpa noda- noda hitam. Bagian
punggung (mesontuim) ada gambaran garis- garis putih yang dapat dipakai untuk
membedakan dengan jenis lain. Gambaran punggung nyamuk Aedes aegypti berupa
sepasang garis lengkung putih pada tepinya dan sepasang garis submedian di
tengahnya.
Perut
terdiri dari 8 ruas dan pada ruas- ruas tersebut terdapat bintik- bintik putih.
Waktu istirahat posisi nyamuk Aedes aegypti ini tubuhnya
sejajar dengan bidang permukaan yang dihinggapinya.
3. Perilaku
dan Siklus hidup
Aedes
aegypti bersifat diurnal atau aktif pada pagi
hingga siang hari. Penularan penyakit dilakukan oleh nyamuk betina karena hanya
nyamuk betina yang mengisap darah. Hal itu dilakukannya untuk memperoleh asupan
protein yang diperlukannya untuk memproduksi telur. Nyamuk jantan tidak
membutuhkan darah, dan memperoleh energi dari nektar bunga ataupun tumbuhan.
Jenis ini menyenangi area yang gelap dan benda-benda berwarna hitam atau merah.
Demam berdarah kerap menyerang anak-anak karena anak-anak cenderung duduk di
dalam kelas selama pagi hingga siang hari dan kaki mereka yang tersembunyi di
bawah meja menjadi sasaran empuk nyamuk jenis ini.
Infeksi
virus dalam tubuh nyamuk dapat mengakibatkan perubahan perilaku yang mengarah
pada peningkatan kompetensi vektor, yaitu kemampuan nyamuk
menyebarkan virus. Infeksi virus dapat mengakibatkan nyamuk kurang handal dalam
mengisap darah, berulang kali menusukkan proboscis nya,
namun tidak berhasil mengisap darah sehingga nyamuk berpindah dari satu orang
ke orang lain. Akibatnya, risiko penularan virus menjadi semakin besar.
Di
Indonesia, nyamuk A. aegypti umumnya memiliki habitat di
lingkungan perumahan, di mana terdapat banyak genangan air bersih dalam bak
mandi ataupun tempayan. Oleh karena itu, jenis ini bersifat urban, bertolak belakang dengan A. albopictusyang cenderung berada di
daerah hutan berpohon rimbun (sylvan areas).
Nyamuk A.
aegypti, seperti halnya culicines lain, meletakkan
telur pada permukaan air bersih secara individual. Telur berbentuk elips
berwarna hitam dan terpisah satu dengan yang lain. Telur menetas dalam 1 sampai
2 hari menjadi larva. Terdapat empat tahapan dalam perkembangan larva yang
disebut instar. Perkembangan dari instar 1 ke instar 4
memerlukan waktu sekitar 5 hari. Setelah mencapai instar ke-4, larva berubah
menjadi pupa di mana larva memasuki masa dorman. Pupa bertahan selama 2 hari
sebelum akhirnya nyamuk dewasa keluar dari pupa. Perkembangan dari telur hingga
nyamuk dewasa membutuhkan waktu 7 hingga 8 hari, namun dapat lebih lama jika
kondisi lingkungan tidak mendukung.
Telur Aedes
aegypti tahan kekeringan dan dapat bertahan hingga 1 bulan dalam
keadaan kering. Jika terendam air, telur kering dapat menetas menjadi larva.
Sebaliknya, larva sangat membutuhkan air yang cukup untuk perkembangannya.
Kondisi larva saat berkembang dapat memengaruhi kondisi nyamuk dewasa yang
dihasilkan. Sebagai contoh, populasi larva yang melebihi ketersediaan makanan
akan menghasilkan nyamuk dewasa yang cenderung lebih rakus dalam mengisap
darah. Sebaliknya, lingkungan yang kaya akan nutrisi menghasilkan
nyamuk-nyamuk.
Secara
bioekologis nyamuk tersebut mempunyai dua habitat yaitu aquatic(perairan)
untuk fase pradewasanya (telur, larva dan pupa), dan daratan atau udara untuk
serangga dewasa. Walaupun habitat nyamuk di daratan atau udara, namun juga
mencari tempat di dekat permukaan air untuk meletakkan telurnya. Bila telur
yang diletakkan itu tidak mendapat sentuhan air atau kering masih mampu
bertahan hidup antara 3 bulan sampai satu tahun. Masa hibernasi telur-telur itu
akan berakhir atau menetas bila sudah mendapatkan lingkungan yang cocok pada
musim hujan untuk menetas. Terlur itu akan menetas antara 3 – 4 jam setelah
mendapat genangan air menjadi larva. Habitat larva yang keluar dari telur
tersebut hidup mengapung di bawah permukaan air. Perilaku hidup larva tersebut
berhubungan dengan upayanya menjulurkan alat pernafasan yang disebut sifon
menjangkau permukaan air guna mendapatkan oksigen untuk bernafas. .
Perkembangan dari instar 1 ke instar 4 memerlukan waktu sekitar 5 hari. Setelah
mencapai instar ke-4, larva berubah menjadi pupa di mana larva memasuki masa dorman.
Pupa bertahan selama 2 hari sebelum akhirnya nyamuk dewasa keluar dari pupa.
Perkembangan dari telur hingga nyamuk dewasa membutuhkan waktu 7 hingga 8 hari,
namun dapat lebih lama jika kondisi lingkungan tidak mendukung. Habitat seluruh
masa pradewasanya dari telur, larva dan pupa hidup di dalam air walaupun
kondisi airnya sangat terbatas .
4. Perilaku
Mencari Darah
o Mempunyai
perilaku makan yaitu mengisap nectar dan jus tanaman sebagai
sumber energinya.
o Setelah
kawin, nyamuk betina memerlukan darah untuk bertelur
o Nyamuk
betina menghisap darah manusia setiap 2 – 3 hari sekali
o Menghisap
darah pada pagi hari sampai sore hari, dan lebih suka pada jam 08.00 – 12.00
dan jam 15.00 – 17.00.
o Untuk
mendapatkan darah yang cukup, nyamuk betina sering menusuk lebih dari satu
orang.
o Jarak
terbang nyamuk sekitar 100 meter.
o Umur
nyamuk betina dapat mencapai sekitar 1 bulan.
5. Perilaku
Pada Saat Istirahat
o Setelah
kenyang menghisap darah, nyamuk betina perlu istirahat sekitar 2 – 3 hari untuk
mematangkan telur.
o Tempat
istirahat yang disukai :
o Tempat-tempat
yang lembab dan kurang terang, seperti kamar mandi, dapur, WC
o Di
dalam rumah seperti baju yang digantung, kelambu, tirai
o Di
luar rumah seperti pada tanaman hias di halaman rumah.
6. Perilaku
Berkembang Biak
1. Nyamuk Aedes
Aegypti bertelur dan berkembang biak di tempat penampungan air bersih
seperti : Tempat penampungan air untuk keperluan sehari-hari : bak mandi, WC,
tempayan, drum air, bak menara (Tower air) yang tidak tertutup, sumur gali.
2. Wadah
yang berisi air bersih atau air hujan : tempat minum burung, vas bunga, pot
bunga, ban bekas, potongan bambu yang dapat menampung air, kaleng, botol,
tempat pembuangan air di kulkas dan barang bekas lainnya yang dapat menampung
air meskipun dalam volume kecil.
3. Telur
diletakkan menempel pada dinding penampungan air, sedikit di atas permukaan
air.
4. Setiap
kali bertelur, nyamuk betina dapat mengeluarkan sekitar 100 butir telur dengan
ukuran sekitar 0,7 mm per butir.
5. Telur
ini di tempat kering (tanpa air) dapat bertahan sampai 6 bulan.
6. Telur
akan menetas menjadi jentik setelah sekitar 2 hari terendam air.
7. Jentik
nyamuk setelah 6 – 8 hari akan tumbuh menjadi pupa nyamuk.
8. Pupa
nyamuk masih dapat aktif bergerak didalam air, tetapi tidak makan dan setelah
1– 2 hari akan memunculkan nyamuk Aedes Aegypti yang
baru.
7. Cara Penularan
Penyakit.
Apabila
nyamuk terinfeksi itu menusuk inang (manusia) untuk mengisap cairan darah, maka
virus yang berada di dalam air liurnya masuk ke dalam sistem aliran darah
manusia. Setelah mengalami masa inkubasi sekitar empat sampai enam hari,
penderita akan mulai mendapat demam yang tinggi. Untuk mendapatkan inangnya,
nyamuk aktif terbang pada pagi hari yaitu sekitar pukul 08.00-10.00 dan sore
hari antara pukul 15.00-17.00. Nyamuk yang aktif mengisap darah adalah yang
betina untuk mendapatkan protein. Tiga hari setelah menghisap darah, nyamuk
betina menghasilkan telur sampai 100 butir telur kemudian siap diletakkan pada
media. Setelah itu nyamuk dewasa, mencari inang luntuk menghisap darah untuk
bertelur selanjutnya.
8. Peranannya
dalam kesehatan
Aedes
aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa
virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Selain dengue, A.
aegypti juga merupakan pembawa virus demam kuning (yellow fever) dan
chikungunya. Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi hampir semua daerah
tropis di seluruh dunia. Sebagai pembawa virus dengue, A. aegypti merupakan
pembawa utama (primary vector) dan bersama Aedes albopictusmenciptakan
siklus persebaran dengue di desa dan kota.
9. Pengendalian
vektor
Cara
yang hingga saat ini masih dianggap paling tepat untuk mengendalikan penyebaran
penyakit demam berdarah adalah dengan mengendalikan populasi dan penyebaran
vektor. Program yang sering dikampanyekan di Indonesia adalah 3M, yaitu
menguras, menutup, dan mengubur.
·
Menguras bak mandi, untuk memastikan tidak
adanya larva nyamuk yang berkembang di dalam air dan tidak ada telur yang
melekat pada dinding bak mandi.
· Menutup
tempat penampungan air sehingga tidak ada nyamuk yang memiliki akses ke tempat
itu untuk bertelur.
· Mengubur
barang bekas sehingga tidak dapat menampung air hujan dan dijadikan tempat
nyamuk bertelur.
Beberapa
cara alternatif pernah dicoba untuk mengendalikan vektor dengue ini, antara
lain mengintroduksi nyamuk alamiahnya , nyamuk Toxorhyncites sp.Predator larva Aedes sp.
ini ternyata kurang efektif dalam mengurangi penyebaran virus dengue.
Penggunaan insektisida yang berlebihan tidak dianjurkan, karena sifatnya yang
tidak spesifik sehingga akan membunuh berbagai jenis serangga lain yang
bermanfaat secara ekologis. Penggunaan insektisida juga akhirnya memunculkan
masalah resistensi serangga sehingga mempersulit penanganan di kemudian hari.
C. Nyamuk
Culex sp
1. Taksonomi
Kingdom
: Animal
Phylum
: Arthropoda
Family
: Culicidae
Kelas
: Insecta
Ordo :
Dipthera
Sub
Family : Culicini
Genus
: Culex
Spesies
: Culex sp
2. Morfologi
Nyamuk Culex sp
Telur
berwarna coklat, panjang dan silinder, vertical pada permukaan air,
tersementasi pada susunan 300 telur. Panjang susunan biasanya 3 – 4mm dan
lebarnya 2 – 3mm Telur.
Nyamuk Dewasa
o Palpus
nyamuk betina lebih pendek dari proboscis, wsedang nyamuk jantan palpus dan
proboscis sama panjang. Pada sayap mempunyai bulu yang simetris dan tanpa
costa. Sisik sayap membentuk kelompok sisik yang berwarna sehingga tampak sisik
sayap membentuk bercak- bercak pada sayap berwarna putih dan kuning atau putih
dan cokelat, juga putih dan hitam. Ujung perut selalu menumpul.
3. Siklus
hidup
Waktu
yang diperlukan untuk pertumbuhan dari telur sampai menjadi dewasa lebih pendek
antara 1 – 2 minggu. Tempat perindukan nyamuk Culex dapat
bertelur di air jernih maupun di air keruh. Permukaan air dapat ditumbuhi oleh
berbagai macam tanaman air.
4. Perilaku
nyamuk
Nyamuk Culex mempunyai
kebiasaan mengisap darah pada malam hari. Jarak terbang biasanya pendek
mencapai jarak rata- rata beberapa puluh meter saja. Umur nyamuk Culex baik
di alam maupun di laboratorium sama seperti Anopheles, biasanya
kira- kira dua minggu.
5. Peranannya
dalam kesehatan
Culex
sp. bertindak sebagai vektor Filariasis, Japanese
Encephalitis, dan demam Chikungunya. Japanese encephalitis adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus. Virus ini disebarkan melalui tusukan nyamuk Culex.
6. Cara
Penularan
Awalnya
virus japanese encephalitis berkembang biak dalam tubuh babi. Lalu nyamuk
betina Culex mengisap darah babi dan menularkan virus ini saat
menusuk manusia.
D. Nyamuk Mansonia
Nyamuk
mansonia berasosiasi dengan rawa-rawa, sungai besar di tepi hutan atau dalam
hutan,larva dan pupa melekat dengan sifonnya pada akar-akar
ranting tanaman air,seperti enceng gondok, teratai, kangkung,
dan sebagainya.
1. Perilaku
nyamuk mansonia
Nyamuk
Mansonia berada di wilayah hutan dan rawa endemik, lingkungan kotor dan area
peternakan ikan yang tidak terpakai. Nyamuk Mansonia bersifat agresif dan
menghisap darah saat manusia berada dalam aktivitas malam hari khususnya di
luar rumah.
2. Morfologi
nyamuk mansonia
1. Telur mansonia
saling berlekatan,berbentuk telur lancip seperti duri
2. Biasanya terletak
dibalik dibalik permukaan tumbuhan air
3. Siphon berujung
lancip dan berpigmen gelap (fase larva)
4. Corong pernafasan
seperti duri (fase pupa)
5. Sisik sayap lebar
dan asimetris.
Adapun
ciri-ciri Nyamuk mansonia sebagai berikut:
Ø Ciri-ciri
jentik nyamuk Mansonia
1) Bentuk siphon seperti
tanduk
2) Jentik nyamuk mansonia
menempel pada akar tumbuhan air.
3) Pada bagian toraks
terdapat stoot spine.
b. Ciri-ciri nyamuk
Mansonia
1) Pada saat hinggap tidak
membentuk sudut 90º
2) Bentuk tubuh besar dan
panjang
3) Bentuk sayap asimetris.
4) Menyebabkan penyakit
filariasis
5) Penularan penyakit dengan
cara membesarkan tubuhnya.
3. Taksonomi
nyamuk mansonia
Taksonomi
Mansonia adalah sebagai berikut :
Kingdom
: Animalia
Filum
:
Arthropoda
kelas
: Insecta
Ordo
: Diptera
Genus
: Mansonia
4. Siklus
hidup nyamuk mansonia
1. Telur diletakan saling
berdekatan membentuk rakit dibawah permukaan daun tanaman air
2. Larva memiliki kait
(saw) untuk mengambil O2 pentil pernapasan
3. Pupa terompet
runcing keras dan kuat untuk menusuk akar tanaman
4. Dewasa ada
rambut (bristel) di depan spirakel femur hind dengan 3-5 gelang yang teratur urat-urat sayap dilengkapi dengan
scale sayap yang luas, asimetris gelap terang.
Gambar tahapan nyamuk mansonia:
Tahap
|
|
Ciri - ciri
|
Telur
|
|
•Dark brown, Berada di
bawah permukaan daun atau tumbuhan.
|
Larva
|
|
Mempunyai sifon yang pendek, Sifon bentuk
kon yang tajam, bergerigi di hujung, Tiada gigi pekten, Sepasang comb teeth
|
Pupa
|
|
Mempunyai trumpet yang panjang dan
bergerigi
|
Nyamuk Dewasa
|
|
Sayap kaki dan badan dilitupi susunan warna
gelap.
|
5. Peranan
nyamuk mansonia dalam bidang kesehatan
Nyamuk mansonia
berperan penting sebagai pengganggu yaitu sifatnya yang antropofilik,
nokturnal, eksofagik, mengganggu tidur atau aktivitas manusia di luar rumah
sewaktu malam dan juga sebagai vektor filariasis: Filariasis malayi, disebabkan
oleh Brugia malayi.
6.
Pencegahan dan pengendalian nyamuk mansonia
1. Cara pencegahan dan
pengendalian vektor Nyamuk Mansonia:
a. Jika tempat peternakan ikan
yang sudah tidak terawat, harus ditutup menggunakan tenda/terpal, untuk
memastikan tidak adanya larva nyamuk yang berkembang di dalam air dan telurnya
melengket pada tanaman di daerah peternakan ikan.
b. Menggunakan lotion anti nyamuk
atau membawa raket nyamuk sebelum beraktivitas di malam hari.
c. Jika rumah yang berada di
lingkungan endemik tersebut, lakukan 3M dan memasang kawat kasa disekitar
ventilasi jendela dan penggunaan bubuk abate di wilayah genangan
air.
2. Cara
pengendalian nyamuk dewasa dan larva (jentik)
pengendalian
nyamuk dewasa dan larva (jentik) harus dilakukan secara Terpadu, untuk
menurunkan populasi nyamuk dan diikuti dengan monitoring dan evaluasi dengan
cara mengukur padat populasi nyamuk dewasa dan jentik.
7. Cara pengambilan sampel nyamuk mansonia
1. Penangkapan Nyamuk
mansonia
a. Alat Dan
Bahan
1) Aspirator
2) Gelas plastik
3) Kain kasa dan karet kecil
4) Manusia sendiri sebagai
umpanya
b. Prosedur
Kerja :
1) Sediakan perlengkapan
terlebih dahulu.
2) Melakukan
penangkapan disekitar kolam ikan dengan memakai umpan.
3) Penangkapan dilakukan
dengaan duduk dengan cara celana tergulung hingga batas lutut. Nyamuk yang menggigit ditangkap
menggunakan aspirator.
4) Melakukan
penagkapan pada malam hari di mulai dari jam 08.00 – selesai.
5) Setelah didalam tempat
nyamuk diberi label.selanjutnya dibawa ke laboratorium.
2. Pengambilan sampel
jentik nyamuk mansonia
a. Alat
1) Gayung
2) Gelas plastik
b. Prosedur kerja
1) Sediakan perlengkapan
terlebih dahulu.
2) Melakukan pengambilan
jentik di kolam ikan yang tempatnya sudah terawat dan memungkinkan
adanya jentik nyamuk mansoniadengan memakai gayung.
3) Kemudian jentik nyamuk
yang sudah diambil,dipindahkan di tempat gelas plastik
4) Setelah itu diberi
label,kemudian dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Morfologi Nyamuk Anopheles
sp
· Panjang
telur kurang-lebih 1mm dan memiliki pelampung di kedua sisinya.
· Dalam
keadaan diam (istirahat), jentik nyamuk Anopheles sejajar
dengan permukaan air dan ciri khasnya yaitu spirakel pada bagian posterior
abdomen, tergal plate pada bagian tengah sebelah dorsal abdomen dan bulu palma
pada bagian lateral abdomen.
· Larva
beristirahat secara paralel dengan permukaan air.
· Pupa,
Mempunyai tabung pernapasan (respiratory trumpet) yang berbentuk lebar dan
pendek yang digunakan untuk pengambilan oksigen dari udara.
· Dewasa,
bercak pucat dan gelap pada sayapnya dan beristirahat di kemiringan 45 derajat
suatu permukaan.
· Warnanya
bermacam-macam, ada yang hitam, ada pula yang kakinya berbercak- bercak putih.
b. Morfologi
nyamuk Aedes aegypti
§ Telur Aedes
aegypti berukuran 0,5 – 0,8 mm, berwarna hitam, bulat panjang dan
berbentuk oval.
§ JentikNyamuk Aedes
aegypti tubuhnya memanjang tanpa kaki dengan bulu- bulu sederhana yang
tersusun bilateral simetris.
§ Kepompong
(Pupa) pernafasan, Pupa nyamuk Aedes aegypti bentuk
tubuhnya bengkok, dengan bagian kepala- dada (chepalothorax) lebih besar
apabila dibandingkan dengan besar perutnya, sehingga tampak seperti tanda baca
“koma”.
§ Nyamuk
Dewasa, nyamuk Aedes aegypti tubuhnya tersusun dari
tiga bagian yaitu kepala, dada dan perut. Pada bagian kepala terdapat sepasang
mata majemuk dan antena yang berbulu. tumbuhan (phytophagus). Nyamuk betina
mempunyai antena tipe pilose.
c. Morfologi
Nyamuk Culex sp
· Palpus
nyamuk betina lebih pendek dari proboscis, wsedang nyamuk jantan palpus dan
proboscis sama panjang. Pada sayap mempunyai bulu yang simetris dan tanpa
costa. Sisik sayap membentuk kelompok sisik yang berwarna sehingga tampak sisik
sayap membentuk bercak- bercak pada sayap berwarna putih dan kuning atau putih
dan cokelat, juga putih dan hitam. Ujung perut selalu menumpul.
D. Morfologi
nyamuk mansonia
1. Telur mansonia
saling berlekatan,berbentuk telur lancip seperti duri
2. Biasanya terletak
dibalik dibalik permukaan tumbuhan air
3. Siphon berujung
lancip dan berpigmen gelap (fase larva)
4. Corong pernafasan seperti
duri (fase pupa)
5. Sisik sayap lebar
dan asimetris.
Adapun ciri-ciri Nyamuk mansonia sebagai
berikut:
a. Ciri-ciri jentik
nyamuk Mansonia
1) Bentuk siphon seperti
tanduk
2) Jentik nyamuk mansonia
menempel pada akar tumbuhan air.
3) Pada bagian toraks
terdapat stoot spine.
b. Ciri-ciri nyamuk
Mansonia
1) Pada saat hinggap tidak
membentuk sudut 90º
2) Bentuk tubuh besar dan
panjang
3) Bentuk sayap asimetris.
4) Menyebabkan penyakit
filariasis
5) Penularan penyakit dengan
cara membesarkan tubuhnya.
DAFTAR PUSTAKA
Annonimus. 2010. Nyamuk Aedes
aegypti.http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemology-public-health/2066459-nyamuk-aedes-aegypti.Diakses
pada Minggu, 12 November 2017, Pukul 14.00 WIB
Judarwanto, Widodo.2007. Profil
Nyamuk Aedes pembasmiannya. http://indonesiaindonesia.com/f/2010/01/21/ciri-ciri-nyamuk-aedes pembasmiannya/.
Diakses pada Minggu, 12 November 2017, Pukul 12.30 WIB
Wirayoga,Raditya.2010. Ciriciri
Nyamuk Aedesaegypti. http://cluzterzz.wordpress.com/2010/01/21/ciri-ciri-nyamuk-aedes-aegypti/.Diakses
pada Minggu, 12 November 2017 Pukul 15.45 WIB
https://narunilif1.wordpress.com/materi-entomology/ciri-ciri-nyamuk/ (diakses
Minggu, 12 November 2017 jam 13:00 WIB)
http://arrumbum.blogspot.com/2013/04/makalah-parasitologi
nyamuk.html (dia kses Senin,13 November 13:00 WIB
)
http://koleksitugasan.blogspot.com/2013/10/nyamuk-mansonia.html (diakses
Senin, Senin 13 November jam 14:00 WIB)
http://lab-anakes.blogspot.com/2013/04/pengertian-nyamuk-secara-umum.html(di akses
Senin 13 November 2017 jam 15:00 WIB)
http://simplenoumie.blogspot.com/2014/06/klasifikasi-nyamuk
mansonia.html(diakses Senin, 13 November 2017 jam 16:00 WIB)